Sabtu, 25 Februari 2012

Mau Untung Malah Buntung

Kembali sebuah tulisan yang menarik dan sederhana dari Founder Happy Investing dan Praktisi Pasar Modal serta Penulis Buku Happy Investing Black & White Edition Pak Jhon Veter di harian Kontan. Sabtu, 25 Februari 2012 Halaman 6.

























Selamat Membaca
Happy Investing & Happy Weekend

Sumber: http://www.kontan.co.id/

Kecepatan Tinggi dan Resiko Investasi

Berikut sebuah tulisan yang sangat menarik dan sederhana dari seorang teman Founder Happy Investing Pak Jhon Veter pada harian Kontan. Sabtu, 11 Februari 2012 Halaman 6.























Selamat Membaca & Semoga Bermanfaat

Sumber: http://www.kontan.co.id/

Selasa, 14 Februari 2012

Deviden Value

Ini adalah salah satu view saya dalam menyiapkan dana pendidikan untuk anak pertama saya melalui saham sebuah perusahaan, dalam satu tahun ini saya menyisihkan beberapa persen dari gaji saya untuk mencicil perusahaan ini. Cara ini mungkin juga bisa dipakai oleh orang tua yang lain atau investor type old style yang investasinya hanya mengharapkan kenaikan EPS dan pengembalian modal dari pertumbuhan deviden yang dibayar oleh emiten tersebut tanpa terlalu mengharapkan/mengejar capital gain.

Perumpamaannya sama seperti ketika kita membeli properti yang akan disewakan, dimana kita mengharapkan hasil dari uang sewa dan pertumbuhan sewa tersebut di masa datang.


Contoh emiten di atas adalah saham dengan kode SMSM dan INCO yang sangat rajin membagi deviden. Yap investor yang cocok dengan type ini lebih baik cenderung memilih saham-saham yang selalu memberi devidennya setiap tahun dan tentunya mempunyai pertumbuhan deviden atau EPS minimal 20% dan sebaiknya lebih memilih sektor konsumsi terutama yang sebagian besar penjualanannya berasal dari dalam negeri bukan dari luar negeri seperti SMSM dan INCO ini. (walau saya punya INCO)

Di bawah saya beri contoh dari emiten yang lain yaitu SMGR


Dan sebenarnya cara di atas juga merupakan sebuah valuasi sederhana bagi perusahaan yang sering memberi deviden, pada saat harga berada di bawah dari jumlah deviden tersebut maka bisa dikatakan saham ini berada pada area under value dan begitupun sebaliknya.

Sebenarnya cara ini pernah saya posting dalam judul "Isi Otak Investor", mungkin banyak yang belum ngeh bahwa di dalamnya ada valuasi sederhana seperti di atas.

Note:
Ini bukan sebuah rekomendasi tapi hanya sebuah tulisan untuk membuka mind set investor terutama yang telah mempunyai anak dan bertype old style.
Semoga bermanfaat

Salam
Datok

Rabu, 08 Februari 2012

Graham Value

Dalam buku The Intelligent Investor, Benjamin Graham menerangkan tentang cara dia memvaluasi sebuah saham. Dia juga mengabaikan perhitungan yang rumit-rumit dan dibuat menjadi sangat sederhana tetapi tidak sesederhana yang kita pikirkan tentunya. Terutama bagian penentuan komponen-komponen yang masuk dalam perhitungan ini.

Caranya dijelaskan oleh Graham pada Security Analysis tahun 1962, seperti berikut ini:





V     = Intrinsic Value/Harga wajar
EPS = EPS TTM (trailing twelve month
8,5   = P/E untuk perusahaan yang tidak tumbuh
g      = Pertumbuhan laba jangka panjang 7 - 10 tahun

Dari rumus di atas sepertinya Graham menyadari bahwa perhitungannya mempunyai kekurangan sehingga ia merevisi rumus tersebut pada tahun 1974 menjadi:






V     = Instrinsic Value
EPS = EPS TTM
8,5   = P/E perusahaan yang tidak bertumbuh
g      = Estimasi growth jangka panjang (5 tahun)
4.4   = Bunga obligasi rata-rata, langsung aja kita anggap sama dengan BI rate 6%
Y     = Yield obligasi corporate rating AAA, konservatif 12%

Jika ingin update sendiri yield bond, silakan dilihat pada web berikut http://www.ibpa.co.id/

Graham juga menjelaskan cara penggunaanya dengan metode RGV (relative Graham Value) yaitu membagi Instrinsic value (V) dengan Current price saat ini (P). Cara pembacaannya juga sangat mudah yaitu jika bernilai < 1 maka emiten tersebut over value sedang jika bernilai > 1 maka emiten tersebut sudah under value.

Saya pakai contoh saham HEXA aja ya yang punya EPS = 513 (1 usd = 9000), estimasi growth jangka panjang saya tetapkan 15%.

V =  (513 * (8,5 + 2g) * Bi Rate)/Y
V =  (513 * (8,5 + 2*15) * 6)/12
V =  9875

Sehingga secara sekilas jika dibandingkan dengan harga HEXA sekarang maka saham ini termasuk over value.

RGV = V/P
         = 9875/10050
         = 0.98 (over value)

Jadi kalau mau beli diharga berapa donk bagusnya ??? ... mudahnya kita cari aja diskon (MoS) minimal 30% yaitu +- 7000 : )) ... cari yang lain dulu deh, masih banyak kok saham yang lain di BEI ^_^

Note:

  1. Untuk estimasi growth (g) saya lebih suka memakai panduan sejarah growth laba usaha dalam 5 tahun kebelakang karena lebih stabil. Bagaimana untuk perusahaan yang baru bertumbuh ... anda harus mengerti lebih dalam tentang emiten tersebut.
  2. Bandingkan juga dengan valuasi yang biasa anda gunakan.
  3. Valuasi adalah bagian akhir dari analisa fundamental, akan percuma jika anda memvaluasi perusahaan kurang sehat, tidak bertumbuh atau malah sering rugi.
  4. Valuasi lah dengan konservatif, jangan terlalu agresif (ntar nyesel dan kepikiran terus hehehe)

Salam
Datok